BALI CARGO

BALI CARGO (formerly known as the PT. Bali Intercont Cargo) is a licensed IATA (International Air Transport Association) agent who specialize in an International Air Freight and Sea Freight Forwarder and Transportation and Logistics Solutions with it’s headquarter in Bali, Indonesia. The company was established in 1989 as PT. INTERCONT. In 1995 change our brand name become PT. Bali Intercont Cargo and supported by personnel expert in the Cargo Shipping Agent.

Freight forwarding is a complex and specialized procedure that involves linking buyers with vendors around the world via air, sea or land. The freight forwarding procedure also involves carriers, customs, packers and transporters. At BALI CARGO all these processes are conglomerated into one specialized service from an internationally recognized supply chain management organisation.

In 1999 BALI CARGO received an IATA Awards as an Accredited Cargo Agent. In 2006, invested a new warehouse in Ketewel – Sukawati, Gianyar, the handicraft center of Bali. During the same year, BALI CARGO was known as a trusted cargo agent to all International Airlines through Denpasar.

With over 15 years Freight Forwarder experiences, BALI CARGO prides itself on being able to offer their clients a range of services that offer solutions and meet individuals transport and logistical needs. Along with freight forwarding and the logistics involved in that, they also provide the following freight and cargo services:
  • International Air & Sea Freight
  • Packing & Shipping
  • Customs Clearence
  • International Courier
  • Local Trucking
  • Domestic Package Delivery
  • Warehousing, etc. 

Bali Cargo | Bali Freight Forwarder

Selasa, 19 Januari 2016

Eksportir Buah Keluhkan Regulated Agent

05 Desember 2015 10:23 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) menilai kinerja ekspor buah hingga akhir tahun tidak akan sesuai harapan. Hal ini disebabkan pemerintah belum memberikan fokus pada komoditas ini.

"Untuk eskpor kita sulit, kita di Indonesia tidak punya suatu kawasan, untuk eskpor kita masih ambil dari beberapa tempat untuk memenuhi satu kontainer contohnya seperti manggis," ujar Ketua AESBI Hasan Johnny Widjaja, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Jumat, 4 Desember.


Menurutnya, sebelum melakukan eskpor, para eksportir harus terlebih dahulu mencari buah-buahan dari petani, namun yang di dapatkan ternyata buah-buahan tersebut sudah berada di pengepul. Hal itu, menurutnya yang bisa mengganggu jalannya ritme ekspor buah-buahan Tanah Air.

"Kita ambil dari petani-petani tapi sudah ada pengepulnya. Jadi petani cuma punya punya lima pohon kemudian jalan 10 meter (m) ada yang punya lima pohon lagi. Jadi, tidak punya suatu kawasan yang besar," keluhnya.

Akibatnya, kinerja ekspor buah Indonesia terbilang sangat lambat bahkan Ia menilai Indonesia sudah kalah saing dengan Thailand. Hal ini disebabkan pemerintah Thailand telah menyiapkan satu kawasan tempat khusus untuk mengumpulkan buah-buahan yang nantinya akan diekspor.

Hasan mengeluhkan bahwa pemerintah dinilai tidak memihak kepada para eksportir. Sebab menurutnya pemerintah malah memberatkan beban para eksportir buah dengan kebijakan-kebijakan yang ada saat ini.

Selain itu, ketika eksportir hendak mengekspor buah, pemerintah malah menambah biaya dengan adanya regulated agent yang sebenarnya tidak diperlukan. Menurtnya, buah yang hendak diekspor harus melewati x-ray kemudian ditambah biaya logistik sebesar Rp500 per kilogram (kg).

"Regulated agent sesuatu yang tidak perlu. Harusnya pemerintah dukung eksportir bisa ekspor sebesar-besarnya. Bukan malah ditambah dengan regulated agent itu. Kalau satu ton saja bisa Rp500 ribu itu," jelasnya.
AHL 

Sumber: http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/12/05/457391/eksportir-buah-keluhkan-regulated-agent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

View BALI INTERCONT CARGO, PT. in a larger map